Di era digital ini, bank tak lagi hanya bangunan fisik. Kini, transaksi keuangan dapat dilakukan melalui internet, mobile banking, dan berbagai platform digital lainnya. Di Indonesia, bank-bank besar telah meningkatkan sistem keamanan mereka untuk melindungi diri dari ancaman cyber. Namun, seberapa kuatkah pertahanan mereka? Mari kita intip lebih dalam.

Bagaimana Keamanan Siber Bank di Indonesia?

Bank di Indonesia telah menerapkan berbagai sistem keamanan siber untuk melindungi data nasabah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga telah mengeluarkan peraturan terkait keamanan siber, seperti POJK No. 12/POJK.03/2018 tentang Penyelenggaraan Layanan Perbankan Digital.

Namun, serangan siber terus berkembang dan semakin canggih. Pada tahun 2023, beberapa bank di Indonesia mengalami serangan siber, seperti BSI, BFI Finance, dan BPJS Ketenagakerjaan.

Sistem Keamanan Cyber Bank di Indonesia: Bank-bank di Indonesia menggunakan berbagai teknologi untuk melindungi data dan transaksi mereka. Beberapa langkah yang umum dilakukan termasuk:

  1. Enkripsi Data: Informasi yang disimpan dan ditransmisikan dienkripsi, artinya hanya dapat dibaca oleh pihak yang berwenang.
  2. Firewall: Firewall digunakan untuk memantau dan mengontrol lalu lintas data yang masuk dan keluar dari jaringan bank.
  3. Pemantauan Aktivitas: Bank secara terus-menerus memantau aktivitas di jaringan mereka untuk mendeteksi potensi serangan atau kegiatan mencurigakan.
  4. Pembaruan Keamanan Rutin: Sistem keamanan bank diperbarui secara berkala untuk mengatasi kerentanan baru yang mungkin muncul.

Meskipun demikian, tidak ada sistem keamanan yang tak terkalahkan. Para peretas terus mengembangkan metode baru untuk menembus pertahanan bank, sehingga bank harus tetap waspada dan terus meningkatkan sistem keamanan mereka.